Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 22 Desember 2013

Perkembangan Teknologi dalam Musik

Dunia pada saat ini sudah sangat maju dengan adanya teknologi yang terus berkembang. Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir semua aspek kehidupan telah dipengaruhi dengan perkembangan teknologi termasuk musik. Jika berbicara mengenai hubungan pendidikan musik dengan teknologi, sudah dapat dipastikan bahwa ada banyak perubahan besar yang terjadi akibat perkembangan teknologi.
Pendidikan, musik, dan teknologi saat ini tidak dapat dipisahkan. Pendidikan musik saat ini telah mengalami banyak perubahan seiring perkembangan teknologi. Mungkin pendidikan musik klasik yang tidak banyak mengalami perubahan besar. Hal ini disebabkan pada pendidikan musik klasik sepertipiano, biola, gitar akustik, cello, trompet dan berbagai instrumen klasik lainnya didasarkan pada partitur yang sudah ada, tidak bisa diubah-ubah lagi. Memang pengaruh teknologi bisa kita rasakan pada instrumen yang dimainkan seperti pada saat ini sudah ada biola elektrik. Namun tetap sedikit sekali pengaruh teknologi yang bisa dirasakan pada pendidikan musik klasik. Belum lagi pada saat pertunjukkan klasik bisa dikatakan bahwa sangat kurang kita lihat penggunaan atau peran teknologi dalam sebuah konser. Pemain-pemain instrumen musik klasik sudah terbiasa memainkan sebuah karya tanpa menggunakan microphone sebagai pengeras suara. Mereka sangat mengandalkan akustik ruangan konser dalam memainkan sebuah lagu.

Teknologi pun kita lihat hanya sebatas pada penggunaan microphone dalam merekam konser, itu pun bisa dikatakan sangat jarang dilakukan. Namun sadar tidak sadar tetap saja teknologi telah mempengaruhi perkembangan musik klasik. Bukan hanya rekaman konser, namun pada rekaman sebuah karya musik klasik sudah sangat dipengaruhi oleh teknologi. Terbukti dengan bantuan teknologi Gramaphone, sebuah label musik yang fokus dalam produksi musik klasik sejak 1923, telah menghasilkan rekaman – rekaman musik klasik terbaik dunia.

Beralih pada musik di luar klasik atau non-klasik. Jika kita membicarakan musik non-klasik maka, kita mau tidak mau akan membicarakan teknologi. Tidaksulit mencari contoh peran teknologi dalam pendidikan musik non-klasik. Contoh paling mudah adalah gitar listrik. Tentu saja instrumen ini saja sudah contoh penggunaan teknologi karena gitar listrik adalah pengembangan gitar akustik yang dimulai pada tahun 1930-an. Belum lagi dengan adanya pembuatan amplifier yang memang “wajib” dibutuhkan oleh gitar listrik jika ingin dimainkan.

Belum berhenti disitu saja. Kita tahu bahwa kualitas suara gitar listrik sangat dipengaruhi oleh efek yang digunakan, disamping cara bermain masing-masing player. Kemunculan efek gitar atau stomp box saja merupakan contoh pengembangan teknologi dalam musik,dari yang hanya diawali dengan efek distorsi hingga berbagai jenis efek saat ini. Kita tidak boleh lupa bahwa hal-hal ini sangat penting bagi pemain-pemain yang baru mendalami gitar listrik untuk mempelajari penggunaan amplifier yang baik dan benar dan bagaimana memaksimalkan amplifier yang ada. Belum lagi pemain pun harus mempelajari guna masing-masing stomp box, mendapatkan suara atau sound yang paling baik, dan mempelajari membuat set up efek yang tentunya berbeda antara satu gitaris dengan gitaris lain sesuai dengan kebutuhan masing-masing pemain gitar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan gitar listrik tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan teknologi.

Kita belum melihat dari instrumen lain seperti bass elektrik atau keyboard yang mau tidak mau juga membicarakan teknologi. Sudah tidak lazim jika dalam sebuah pendidikan atau “les” seperti pada gitar listrik menggunakan musik yang sudah jadi dalam latihan atau yang sering disebut dengan minus one. Dulu minus one biasanya diambil dari kaset atau CD yang sudah jadi kemudian dimainkan untuk mengiringi sang gitaris atau bassist ketika latihan dalam sebuah kelas “les.” Namun sekarang sudah dapat dikatakan bahwa cara itu ketinggalan jaman. Sekarang guru dapat dengan mudah membuat minus one sendiri. Hanya dengan menggunakan software seperti contohnya Band In Box, guru pun dapat dengan mudah membuat sebuah minus one lengkap dengan drum, keyboard, gitar, dan bass selayaknya band, serta dapat ditambahkan instrumen-instrumen lainnya. Semua itu dapat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat. Terbukti bahwateknologi dan pendidikan musik saat ini sangat berhubungan satu sama lain.

Software-software musik pun mulai bermunculan, memudahkan kerja para musisi. Bahkan pada saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang khusus mengajarkan software musik di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa teknologi di dalam musik pun menjadi salah satu bahan pendidikan, disamping instrumen-instrumen musik yang ada. Pendidikan musik bukan hanya mempelajari teknik memainkan piano yang benar, menggunakan efek gitar listrik yang baik, atau memepelajari sound bass yang baik, namun juga mempelajari software-software yang membantu kerja musisi. Software musik pada saat ini sudah sangat banyak jenisnya, mulai untuk recording, editing suara bahkan efek gitar listrik. Memang ada sisi negatif dengan adanya perkembangan teknologi musik saat ini hingga ada yang mengatakan bahwa beberapa tahun ke depan, tidak perlu ahli dalam memainkan alat musik, karena komputer bisa memainkannya. Namun tidak ada salahnya untuk mempelajari teknologi musik disamping kita mempelajari instrumen kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar